TBM Rumah Ilmu Taiwan adakan Bincang Sastra bersama Para Pegiat Literasi

Sebagai upaya mengasah kemampuan dalam bidang kesusastraan, Taman Bacaan Masyarakat Rumah Ilmu Taiwan populer dengan sebutan TBM RI Taiwan menyelenggarakan diskusi dengan tajuk “Bincang Sastra Pekerja Migran Indonesia(PMI) bersama Para Pegiat Literasi.

“Rumah Ilmu Taiwan”
Kegiatan yang di gelar pada hari Jumat, 09 Juni 2023 sejak pukul 22.00 waktu Taiwan melalui media Microsoft Teams dan beralih ke media Google Meet dikarenakan terjadi kendala jaringan yang kurang stabil.
Kegiatan diskusi ini dilaksanakan dalam rangka penulisan buku Antologi Puisi dengan tema Meramu Rasa. kolaborasi antara TBM RI Taiwan bersama UPZ BAZNAS Bhakti Jaya Indonesia.

Cipta buku antologi puisi ini di inisiasi oleh Nur Laeliyah Muhsin yang akrab dipanggil Bu Lia. Dalam diskusi ringan tersebut beliau memperkenalkan sekilas kegiatan-kegiatan yang di bidangi oleh Yayasan Pendidikan Bhakti Jaya Indonesia (YP BJI) termasuk kegiatan TBM RI Taiwan.
Untuk diinformasikan bahwa TBM RI Taiwan bergerak di Taiwan sejak tahun 2013 dalam naungan YP BJI. Dimana bertujuan untuk menumbuh kembangkan literasi membaca dan menulis Warga Negara Indonesia khususnya para PMI. Selain itu TBM RI Taiwan juga menyediakan buku-buku bacaan berbahasa Indonesia.
Dalam pemaparannya yang di hadiri oleh beberapa Sahabat PMI dan beberapa pegiat literasi yang salah satunya bernama Bapak Setyo Haryono dari TBM Kota Purbalingga, Jawa Tengah. Beliau menceritakan bahwa sudah memiliki lebih dari 200 puisi yang beliau ciptakan namun belum pernah dibukukan. Beliau berharap melalui Cipta Antologi Puisi bertema Meramu Rasa beberapa puisinya dapat diikutsertakan.

Dalam pemaparannya Ibu Lia menyampaikan bahwa kegiatan ini terinspirasi dari sebuah quote Zig Ziglar yang populer yakni “You don’t have to be great to start, but you have to start to be great” yang jika diterjemahkan bebas memiliki arti “Anda tidak harus menjadi luar biasa untuk memulai, akan tetapi anda harus memulai untuk menjadi luar biasa”.
“Bagi saya quote ini memiliki makna yang sangat dalam, dimana sebagian dari kita semua dan khususnya saya pribadi seringkali luput dan bahkan menyepelekan sesuatu yang kecil. Padahal hasil dan perubahan yang besar bermula dari sesuatu yang kecil serta sederhana”, imbuhnya.
Peserta diskusi yang lainnya juga turut memperkenalkan diri serta membagikan perjalanannya dalam menekuni kegiatan literasi di daerahnya. Supriyati atau dikenal dengan panggilan Mbak Hanifah yang belakangan diketahui merupakan nama dari putrinya yang dipakai untuk nama akun Facebook miliknya, sehingga orang-orang lebih mengenalnya dengan nama Hanifah Beliau menceritakan jatuh bangunnya mengajak warga disekitar rumahnya di Kota Trenggalek, Jawa Timur. Beliau merupakan alumni program pendidikan Kejar Paket C (SMA) di Community Learning Center Bhakti Jaya Indonesia(CLC BJI) dan hingga saat ini masih aktif membantu sekaligus menjadi Tenaga Kependidikan CLC BJI menuturkan bahwa beliau telah gagal dalam menggaungkan literasi membaca dan menulis disekitarnya yang salah satu penyebab kegagalannya adalah hilangnya minat baca dikalangan anak-anak, karena mereka lebih menyukai bermain handphone,” imbuhnya.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa masalah kecanduan gadget dikalangan generasi muda Indonesia khususnya anak-anak yang notabenenya masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Anak-anak di era sekarang lebih asik dengan gawai yang diberikan oleh orang tuanya. Tentu saja hal ini menjadi tantangan yang besar bagi kita semua, khususnya sebagai orang tua yang sejatinya menjadi pilar penting bagi kehidupan sang buah hati belum memiliki kesadaran tingkat tinggi betapa pentingnya aktivitas membaca dan menulis bagi perkembangan otak anak. Kecanduan gawai ini menjadi masalah bersama yang perlu dicari solusi bersama.
Yuk terus berkegiatan Literasi bersama TBM Rumah Ilmu Taiwan
Bhakti Jaya Indonesia